PROFIL WILAYAH SURAKARTA
- Gambaran Umum
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo secara umum merupakan dataran rendah dan berada antara pertemuan sungai – sungai Pepe, Jenes, dengan Bengawan Solo. Luas Wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km2 dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut .
Secara Administratif Kota Surakarta terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengen, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Pasar Kliwon. Sebagian lahan di kota Surakarta lebih dari 60% dipakai sebagai lahan permukiman dan 20% dari luas lahan yang ada digunakan untuk kegiatan ekonomi.
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum
PETA ADMINISTRASI KOTA SURAKARTA
Suhu Udara rata – rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,70C sampai dengan 27,90C. Sedangkan Kelembaban Udara berkisar antara 64% sampai dengan 85%. Hari hujan terbanyak jatuh pada bulan Februari dengan jumlah hari hujan sebanyak 25. Sedangkan curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Oktober sebanyak 699 mm dan rata – rata curah hujan saat hari hujan terbesar jatuh pada bulan November sebesar 33,1 mm per hari hujan.
Wilayah Kota Surakarta secara umum berupa dataran rendah, hanya bagian utara dan timur memiliki daratan yang agak bergelombang. Jenih tanah di wilayah Surakarta sebagian besar berupa tanah liat berpasir termasuk Regosol Kelabu dan Alluvial, di wilayah utara tanah liat Grumosol serta wilayah bagian timur laut tanah Litosol Mediteran.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar diwilayah Jawa Tengah. Dengan mengungsung slogan “ Solo The Spirit of Java” bukan suatu yang berlebihan karena kota ini mampu menjadi Trend Setter bagi kota / kabupaten lainnya terutama di sekitar kota Solo, baik dalam bidang ekonomi, soSial, dan budaya. Walaupun kota Surakarta hanya memiliki 5 kecamatan saja, kota ini memiliki potensi yang luar biasa. Berdasarkan hasil sementara sensus penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota Surakarta tercata sebanyak 500.642 jiwa. Hal tersebut terlihat dalam tabel berikut :
Tabel I
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Menurut Kecamatan pada Tahun 2010
Kecamatan |
Luas Wilayah (km2) |
Penduduk |
Kepadatan Penduduk |
Laweyan |
8,63 |
86.315 |
10.001,74 |
Serengan |
3,19 |
44.120 |
13.830,72 |
Pasar Kliwon |
4,82 |
74.145 |
15.382,78 |
Jebres |
12,58 |
138.624 |
11.019,40 |
Banjarsari |
14,81 |
157.438 |
10.630,52 |
Kota Surakarta |
243.363 |
500.642 |
11.370,47 |
Sumber: Data Statistik Daerah Kota Surakarta tahun 2010
Dari tabel Jumlah Penduduk Kota Surakarta menurut kecamatan di atas terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari merupakan jumlah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 157.438 jiwa atau setara dengan 31,45 %. Sedangkan kecamatan Serengan merupakan kecamatan penduduk dengan jumlah penduduk paling sedikit sebesar 8,81 % atau sebesar 44.120 jiwa. Dengan luas wilayah 44,06 km2 membuat tingkat kepadatan penduduk di Kota Surakarta sangat tertinggi, bahkan tertinggi di provinsi Jawa Tengahyaitu sebesar 11.137 jiwa/km2.
Adapun kecamatan yang paling tinggi kepadatannya adalah kemacatab Pasar Kliwon dengan tingkat kepadatan sebesar 15.383 jiwa/km2, sedangkan terendah sebesar 10.002 jiwa/km2 pada kecamatan laweyan. Dengan kondisi demikian permasalahan yang harus diselesaikan kota Surakarta dalam penyediaan sarana dan prasarana yang baik untuk masyarakat Kota Surakarta.
a. Kondisi Topografi
Secara geografis wilayah Kota Surakarta ini terletak diantara 2 gunung api yaitu sebelah Timur Gunung Lawu dan sebelah Barat Gunung Merapi dan Merbabu, dan dibagian timur dilalui oleh Sungai Bengawan Solo. Wilayah Kota Surakarta berada pada cekungan diantara dua gunung sehingga mempunyai topografi yang relatif datar antara 0-15 % dengan ketinggian tempat antara 80-130 dpl.
Tabel II
Ketinggian dan Kemiringan Tanah Tiap Kecamatan
di Kota Surakarta Tahun 2005
No |
Kecamatan |
Ketinggian (M) DPL |
Kelerengan (%) |
|
(01) |
(02) |
(03) |
(04) |
|
1 |
laweyan |
80-110 |
0-2 |
|
2 |
Serengan |
80-100 |
0-2 |
|
3 |
Pasar Kliwon |
80-100 |
0-2 |
|
4 |
Jebres |
80-130 |
0-15 |
|
5 |
Banjarsari |
80-120 |
0-5 |
|
Kota |
80-130 |
0-15 |
Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2005
b. Kondisi Geologi
Struktur tanah di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan tanah liat berpasir, termasuk jenis Regosol Kelabu dan Alluvial. Di bagian utara Kota Surakarta jenis tanah liat Grumosol dan bagian timur laut tanah Litosol Mediteran.
1. Fasilitas Sosial
Kota Surakarta memiliki berbagai fasilitas sosial yang tidak hanya melayani kebutuhan masyarakat Kota Surakarta (lokal) saja, tetapi beberapa jenis fasilitas sosial yang ada merupakan pelayanan tingkat regional dan bahkan nasional, seperti Pendidikan Tinggi, Rumah Sakit, Transportasi, Rekreasi/Olahraga, Pusat Perdagangan dan sebagainya.
a. Fasilitas Pendidikan
Di Kota Surakarta terdapat berbagai tingkatan fasilitas pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Pendidikan Tinggi. Berdasarkan data tahun 2005, di Kota Surakarta terdapat fasilitas pendidikan sebagai berikut :
- TK : 267 buah
- SD : 272 buah
- SMP : 71 buah
- SMA : 41 buah
- SMK : 41 buah
- Perguruan Tinggi : 32 buah
Dari 267 buah TK yang ada, paling banyak terdapat di wilayah Kecamatan banjarsari, yaitu sebanyak 79 buah dan paling sedikit berada di wilayah Kecamatan Serengan, yaitu sebanyak 30 buah, hal ini sesuai dengan jumlah penduduknya yang paling sedikit pula.
Demikian juga dengan Sekolah Dasar (SD), paling banyak terdapat di wilayah Kecamatan Banjarsari, yaitu sebanyak 81 buah dan paling sedikit berada di wilayah Kecamatan Serengan, yaitu sebanyak 31 buah, dan untuk SMP paling banyak di Kecamatan Banjarsari yaitu sebanyak 18 buah, dan paling sedikit di Kecamatan Pasar Kliwon, yaitu sebanyak 9 buah. Tingkat SMU (SMA dan SMK), dari 82 buah yang ada, 33 buah diantaranya berada di wilayah Kecamatan banjarsari, dan paling sedikit berada di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon, masing-masing sebanyak 6 buah.
Keadaan selengkapnya tentang fasilitas pendidikan di Kota Surakarta tahun 2005, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel III
Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Kota Surakarta
Dirinci Per Kecamatan Tahun 2005
No |
Kecamatan |
TK |
SD |
SMP |
SMA |
SMK |
|
1 |
Laweyan |
52 |
47 |
17 |
12 |
12 |
|
2 |
Serengan |
30 |
31 |
10 |
3 |
4 |
|
3 |
Pasar Kliwon |
33 |
59 |
9 |
4 |
2 |
|
4 |
Jebres |
69 |
54 |
17 |
6 |
6 |
|
5 |
Banjarsari |
79 |
81 |
18 |
16 |
17 |
|
Kota Surakarta |
267 |
272 |
71 |
41 |
41 |
Sumber : Buku Surakarta Dalam Angka Tahun 2005
b. Fasilitas Kesehatan
Kota Surakarta pada Tahun 2005 sudah memiliki fasilitas kesehatan cukup banyak, baik untuk pelayanan tingkat lokal maupun tingkat wilayah yang lebih luas. Dari data yang ada, peranan swasta dalam bidang kesehatan ini sudah cukup besar, terbukti dari jumlah fasilitas yang ada, sebagian besar milik pengusaha swasta. Fasilitas kesehatan yang ada tersebut adalah sebagai berikut :
- Rumah Sakit : 13 buah
- Balai Pengobatan : 33 buah
- Rumah Bersalin : 11 buah
- Puskesmas : 15 buah
- Puskesmas Pembantu : 27 buah
- Toko Obat : 22 buah
- Laboratorium : 7 buah
- Apotek : 103 buah
Dari 13 buah Rumah Sakit yang ada, 9 diantaranya milik swasta, Balai Pengobatan hanya 1 yang milik pemerintah, demikian juga dengan Rumah Bersalin, 1 milik pemerintah dan 10 buah milik swasta.
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu semuanya milik pemerintah, dan toko obat semuanya milik swasta, sedang laboratorium dari 7 buah yang ada, 6 diantaranya milik swasta, dan apotek sebanyak 103 buah tersebut, sebanyak 99 buah milik swasta.
Keadaan selengkapnya tentang banyaknya fasilitas kesehatan di Kota Surakarta pada tahun 2005, dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel IV
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta
Tahun 2005
No |
Jenis Fasilitas |
Pemerintah |
Swasta |
Jumlah |
|
1 |
Rumah Sakit |
4 |
9 |
13 |
|
2 |
Balai Pengobatan |
1 |
32 |
33 |
|
3 |
Rumah Bersalin |
1 |
10 |
11 |
|
4 |
Puskesmas |
15 |
– |
15 |
|
5 |
Puskesmas Pembantu |
27 |
– |
27 |
|
6 |
Toko Obat |
22 |
22 |
||
7 |
Laboratorium |
1 |
6 |
7 |
|
8 |
Apotek |
4 |
99 |
103 |
Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2005
- 2. Gambaran Transportasi di Surakarta
Jaringan Jalan dan Jalur Transportasi
Dari sistem jaringan jalan di Kota Surakarta baik yang menuju atau keluar dari Kota Surakarta, sisi barat relatif lebih banyak dibandingkan dengan sisi timur, utara, dan selatan. Untuk sisi barat, terdapat 4 jaringan jalan baik yang menuju/keluar dari Kota Surakarta. Ke-4 jaringan jalan tersebut adalah: sepanjang jalan Dr. Radjiman, Jl. Slamet Riyadi, Jl. Adisucipto, dan Jl. Adisumarmo. Relatif dari sisi jalur transportasi dan jaringan jalan ini, merupakan cluster bagi retail modern, yang berlokasi tersebar di ke-4 jalur strategis tersebut. Ke-4 jalur strategis tersebut sebagian masuk wilayah Kecamatan Laweyan (JL, Dr. Radjiman dan Jl. Slamet Riyadi) dan sebagian masuk Wilayah Kecamatan Banjarsari (Jl. Slamet Riyadi, Jl. Adisucipto, dan Jl. Adisumarmo). Dengan infrastruktur jaringan jalan sebagaimana dijelaskan di atas, berimbas pada ketersedian jalur transportasi wilayah barat Kota Surakarta, relative lebih banyak di bandingkan di sisi yang lain dari Kota Surakarta. Hal ini berdampak pada wilayah barat Kota Surakarta memiliki tingkat aksesibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kota Surakarta. Jumlah rute angkutan dalam kota dan bis dari dan menuju ke Kota Surakarta.
No. | Rute Trayek | Kode Trayek | Jarak | Jumlah Angkutan |
1 | PASAR KLEWER – PABELAN PP.Pasar Klewer – Alun alun Utara – Jl. Kapt. Mulyadi – Jl. Veteran – Jl. Yos Sudarso – Jl. Mr.
Muh Yamin – Jl.Gatot Subroto – Jl. Diponegoro – Jl. Ronggowarsito – Jl. Gajahmada – Jl. Hongowongso – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Setiyaki – Jl. Kebangkitan Nasional – Jl. KH Saman hudi – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Transito – Jl. Slamet Riyadi – Pabelan. Kembali melalui : Pabelan – Jl. Slamet Riyadi – Jl. Transito – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Perintis Kemerde kaan – Jl. Samanhudi – Jl. Kebangkitan Nasional – Jl. Honggowongso – Jl.Kalilarangan – Jl.Gatot Subroto – Jl. Mr. Muh Yamin – Jl. Yos Sudarso – Jl. Veteran -Terminal Gading – Jl.Kasunanan – Jl. Ibu Pertiwi – Jl. Kapt. Mulyadi – Jl. Untung Surapati – Alun alun Utara – Pasar Klewer. |
01 A | 24.4 | 74 |
2 | PASAR KLEWER – PALUR PPPasar Klewer – Alun alun Utara – Jl. Kyai Gede – Jl. Kapt. Mulyadi – JL. RE Martadinata –
Jl. Cut Nya Dien- Jl. Ir. Juanda – Jl. Ir. Sutami -Terminal Palur. Kembali melalui : Terminal Palur – Jl. Ir. Sutami – Jl. Ir. Juanda JL. RE Martadinata – Jl. Kapt. Mulyadi – Jl.Kyai Gede – Alun alun Utara – Pasar Klewer. |
01 B | 11.32 | 31 |
3 | PASAR KLEWER – TERM. TIRTONADI –BANYUANYAR – GIRIROTO NGEMPLAK PP.
Pasar Klewer – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Gajah Suranto – Jl. Padmonegoro – Jl. Veteran – Gading – Jl. Brigjen Sudiarto – Jl. Patimura – Jl. Pringgolayan – Jl. Veteran- Jl.Bhayangkara – Jl.Dr. Rajiman – Jl. Dr. Wahidin – Jl. Dr. Muwardi – Jl. MT Haryono – Jl. Setiabudi – Terminal Tirtonadi – Jl.A Yani – Jl. Letjen Suprapto – Jl.Adi Sumarmo – Banyuanyar -Giriroto Ngemplak PP. |
02 | 29.88 | 35 |
4 | GULON – MANANG PP.Gulon – Jl.Ki Hajar Dewantoro – STSI – Jl.Cokroaminoto – Jl. Suryo – Jl. Urip Sumoharjo
– Jl. AR Hakim – Jl. DI Panjaitan – Jl. AR Saleh – Jl.Sabang – Jl. S.Parman – Jl.Setiabudi – Jl. Bido IV – Jl. Cocak II – Jl. Sidorejo – Jl. RM Said – Jl. Hasanudin – Jl. Dr. Supomo – Jl. Yosodipuro – Jl. Dr. Muwardi – Jl. Kenanga – RS. Kasih Ibu – Jl.Perintis Kemerdekaan – Jl. Samanhudi – Jl.Agus Salim – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Joko Tingkir – Jawes – RCTI – Manang PP |
03 | 18.89 | 35 |
5 | WONOREJO – KADIPIRO – SILIR PP.Wonorejo – Jl. Kerinci – Jl. Kol. Sugiono –
Jl. Letjen Sutoyo – Jl. A. Yani – Jl. Tentara Pelajar – Jl.Brigjen Katamso -Panggung Jebres – Jl.Monginsidi – Jl. Abdul Muis – Jl. Sutan Syahrir – Jl. Urip Sumoharjo- Jl. Jend. Sudirman – Jl. Sunaryo – Jl. Kapt. Mulyadi – Jl. Kyai Mojo – Silir. Kembali melalui : Silir – Jl. Kusumodilagan – Jl. Brig. Sudiarto – Jl. Veteran – Jl. Kapt Mulyadi – Jl. Sunaryo – Jl. J. Sudirman – Ps. Gede – Jl. Suryo Pranoto – Jl. Sutan Syahrir – Jl. Abdul Muis – Jl. Monginsidi – Jl. Brigjen Katamso – Jl. Tentara Pelajar – Jl. A Yani – Jl. Letjen Sutoyo – Jl. Kol.Sugiono- Jl. Kerinci – Wonorejo |
04 | 26.91 | 30 |
6 | NGEMPLAK SUTAN – BAKI PPNgemplak Sutan – SMU 8 Solo – Kedung Tungkul – Jl. Sabang Lor – Jl. Katamso – Jl.
Tentara Pelajar – Jl. Kol. Sutarto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. AR Hakim – Jl. DI Panjaitan – Jl. Sutan Syahrir – Jl. Arifin – Jl. Sudirman – Jl. Ronggowarsito – Jl. A. Dahlan – Jl. Yos Sudario- Jl. Moh Yamin – Jl. Honggowongso – Jl. Veteran – Jl. Yos Sudarso – Tanjunganom -Baki. |
05 | 19,90 | 35 |
7 | PASAR KLEWER – KADIPIRO PP.Pasar Klewer – Alun alun Utara – Jl. Kapt. Mulyadi – Jl. Veteran – Jl. Yos Sudarso – Jl. Mr.
Muh Yamin – Jl. Gatot Subroto- Jl. Ronggowarsito – Jl. Gajahmada – Jl. RM Said – Jl. S. Parman – Terminal Tirtonadi – Jl. Kapt. P Tendean – Kadipiro. Kembali melalui : Kadipiro – Jl. Kapt. P Tendean – Terminal Tirtonadi – Jl. Setiabudi – Jl. S Parman – Jl. Sabang -Pasar Legi- Jl. Kp. Jageran – Jl. RM Said – Jl. Gajahmada – Jl. Hongowongso – Jl. Mr. Muh Yamin – Jl. Yos Sudarso – Jl. Veteran – Terminal Gading – Jl. Kasunanan – Jl. Ibu Pertiwi – Jl. Kapt Mulyadi – Jl. Kyai Gede – Alun alun Utara – Pasar Klewer. |
06 | 11.32 | 30 |
8 | PERUMNAS MOJOSONGO – GADING PPTerminal Perumnas Mojosongo – Jl. Letjen Sutoyo – Jl. DI Panjaitan – Simpang lima
Banjarsari – Monumen 45 – Pasar Legi – Jl. Sutan Syahrir – Jl. Kp. Jageran – Jl. RM said – Jl. Gajahmada – Jl. Hongowongso – Jl Kalilarangan – Jl. Yos Sudarso – Jl. Veteran – Gading. Kembali melalui : Gading – Jl. Veteran – Jl. Yos Sudarso – Jl. Mr Muh Yamin – Jl. Gatot Subroto – Jl. P. Diponegoro – Jl. Ronggowarsito -Jl. Kartini – Jl.RM Said – Jl.S Parman- Pasar Legi – Monumen 45 – Jl. DI Panjaitan – Jl Letjen Sutoyo – Terminal Perumnas Mojosongo. |
07 | 14.52 | 59 |
9 | Mojosongo -Term. TIRTONADI – ManguPerumahan Samirukun – Mojosongo – Jl. Brigjen Katamso – Jl. Monginsidi – Jl. A.YAni –
Terminal Tirtonadi – Jl. MT Haryono – Jl. Adi Sucipto – Jl. MH Thamrin – Jl. Samratulangi – Jl. Slamet Riyadi – Jl. A.Yani – Jl. Basuki Rahmad – Jl. Prof Suharso – Jl Adi Sucipto – Colomadu – Mangu. |
08 | 20.64 | 35 |
10 | JATI TEKEN – MOJO – NGIPANG PP.Jati Teken – Jl. Kyai Mojo – Jl. Veteran – Jl. Bhayangkara – Jl. Dr. Rajiman – Jl. Wahidin
Jl. K. Nasional – Jl. Sutowijoyo – Jl. Slamet Riyadi – Jl. Kalitan- Jl. Dr. Muwardi – Jl. Adi Sucipto – Jl. A.Yani – Jl. Letjen Suprapto – Jl. Adi Sumarmo – Jl. Putri cempo – Jl. P. Tendean Pasar Nusukan – Jl. P. Tendean – Kadipiro – Ngipang. Kembali melalui : Jl. Slamet Riyadi – Jl. Sutowijoyo – Jl. K. Nasional. |
09 | 22.92 | 38 |
11 | PLUPUH – MOJOSONG0 – PUCANG SAWIT PPPlupuh – Wonosari – Plesungan – Mojosongo – Pasar Debegan – Jl. Tentara Pelajar – Jl. Ir.
Sutami – Pucang Sawit PP |
011 | 32 | 15 |
Sumber : DLLAJ Kota Surakarta, 2009.
Potensi
- Kota Solo sedang mengalami perkembangan pesat dari segi ekonomi, pariwisata lingkungan dan sumber daya manusia.
- Dari segi permukaan tanah Kota Solo dan hinterlandnya yaitu Kartasura merupakan kota dataran rendah dengan topografi yang datar dan landai sehingga memungkin penggunaan moda transportasi yang bervariasi yaitu bus, angkutan umum, ojek, becak, sepeda, taksi.
PROFIL WILAYAH KABUPATEN KLATEN
- Kondisi Geografis
Berdasarkan letak geografis Kabupaten Klaten terletak antara 7°30` – 7°45` Lintang Selatan dan 110°30` – 110°45` Bujur Timur. Kabupaten Klaten terletak pada bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Tenggah dan terletak pada jalur regional yang menghubungkan Kota Solo dan Yogyakarta.
Secara administrasi Kabupaten Klaten berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut :
Ditinjau dari datarannnya wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 wilayah, letak Kabupaten Klaten yang diapit gunung merapi dan pengunungan seribu mempunyai ketinggian berkisar 75 – 2.911 meter diatas permukaan air laut, sehingga secara garis besar keadaan lapangan terbagi dalam 3 wilayah :
Wilayah yang berada dikaki Gunung Merapi, meliputi kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Karanganom, Kemalang, Jatinom dan Tulung. Wilayah relatif datar berada di bagian tengah Kabupaten Klaten meliputi Kecamatan Klaten Tenggah, Klaten Utara, Klaten Selatan, Klaten Utara, Kalikotes Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom dan Polanharjo Wilayah berbukit dan bergelombang yang merupakan wilayah bagian selatan Kabupaten Klaten meliputi Kecamatan Bayat dan sebagian Kecamatan Gantiwarno.
- Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Klaten (angka sementara) adalah 1.129.862 jiwa, terdiri atas penduduk bertempat tinggal tetap sebanyak 1.129.169 jiwa dan penduduk bertempat tinggal tidak tetap sebanyak 693 jiwa. Penduduk yang bertempat tinggal tetap terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 554.094 jiwa dan perempuan sebanyak 575.075 jiwa. Dari hasil tersebut Kecamatan Trucuk, Ceper dan Wonosari merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, masing-masing berjumlah 69.141 jiwa, 57.974 jiwa dan 56.957 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan kebonarum dengan jumlah penduduk 17.566 jiwa.
- Hirarki Pusat Transportasi
Pusat transportasi ditandai dari aspek prasarana transportasi yang meliputi luas terminal, kantor pengawas, loket restribusi, kios atau toko, kamar mandi atau wc, mushola, tempat parkir, taman, ruang tunggu, dan loket agen bus. Dan sarana transportasi yang meliputi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Perbatasan Antar Propinsi
(APAP), Angkutan Perbatasan Dalam Propinsi (APDP), Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 24-26 tempat duduk, Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 12-16 tempat duduk, Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 12 tempat duduk.
Adapun penentuan hirarki pusat transportasi tersebut berdasarkan pada sarana transportasi dan prasarana kemudian diberi skor sesuai dengan kebutuhan fasilitas terminal. Prasarana transportasi meliputi kelengkapan terminal seperti kantor pengawas, loket atau restribusi, kios atau toko, kamar mandi atau wc, mushola, tempat parkir, taman, ruang tunggu dan loket agen bus. Setiap variabel mempunyai skor satu, jika fasilitas lengkap berarti skor sembilan. Sedangkan sarana transportasi meliputi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Perbatasan Dalam Propinsi (APDP), Angkutan Perbatasan Antar Propinsi (APAP), Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 24 – 26 tempat duduk, Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 12 -16 tempat duduk, Angkutan Pedesaan (AP) kapasitas 12 tempat duduk. Setiap variabel satu jurusan mempunyai skor satu, jika sarana transportasi semakin banyak maka skornya makin tinggi. Setelah penentuan skor kemudian dihitung indeks sentral, bobot fungsi dan jumlah total dalam terminal tersebut.
a). Jalan Arteri
Jalan ini menghubungkan Kabupaten Klaten dengan Kabupaten Solo dan Yoygakarta. Jalan tersebut dari pintu utama yakni dari arah timur ke barat melalui Kecamatan Prambanan, Jogonalan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ceper, Delanggu. Kondisi Jalan ini pada umumnya baik dengan kecepatan lalu lintas yang tinggi dengan kecepatan 60 Km/jam, lebar badan jalan 8 meter dengan kapasitas lebih besar lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulak alik, lalu lintas lokal. Jalan masuk dibatasi secara efesien (jarak antar jalan atau masuk akses langsung tidak boleh lebih pendek 500 m).
b). Jalan Kolektor
Jaringan jalan ini menghubungkan antar Kota Kecamatan dan Kota Kecamatan dengan Kecamatan Kota Kabupaten, atau menghubungkan kawasan pusat Kota Klaten. Jalan tersebut melalui jalan yang menghubungkan Kota Boyolali – Klaten, Kota Sukoharjo – Klaten, Kota Wedi – Gunung Kidul. Jaringan jalan kolektor ini mempunyai kecepataan minimum 40 Km/jam lebar badan jalan 7,0 meter dengan kapasitas sama dengan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.
c). Jalan Lokal
Jalan Lokal ini menghubungkan antar Kecamatan dengan Kecamatan, Kecamatan dan antar Kecamatan dengan Kawasan permukiman. Jalan ini melalui simpul pusat Kecamatan di seluruh Kabupaten Klaten.(Laporan Akhir Bapeda 2003).
2). Terminal
Prasarana transportasi keberadaanya dapat mempermudah mobilitas orang atau barang. Prasarana transportasi meliputi terminal. Untuk menunjang kelancaran transportasi baik antar kota maupun antar desa, maka fasilitas terminal dibutuhkan dan penting keberadaannya.
Di Kabupaten Klaten terdapat 9 terminal penumpang. Terminal induk di Kota Klaten ada di Kecamatan Klaten Utara yaitu terminal Jonggrangan dan terminal lainnya di Kecamatan Ceper (Penggung), Cawas, Wonosari (Teloyo), Tulung, Klaten Selatan (Bendogantungan), Prambanan, dan Klaten Tenggah (Pasar Klaten). Terminal Jonggrangan melayani angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Antar Perbatasan Dalam Propinsi (APDP) dan angkutan pedesaan (AP). Terminal Bendogantungan melayani angkutan pedesaan bertipe C, Terminal Tulung melayani angkutan pedesaan tipe C, Terminal penggung melayani angkutan pedesaan bertipe C, Terminal Terminal Delanggu melayani angkutan pedesaan tipe C, Terminal Pasar Klaten melayani angkutan pedesaan tipe C. Pada saat ini ada beberapa terminal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya yaitu terminal Jongrangan yang saat ini merupakan terminal tipe B, namum kenyataannya juga melayani bus AKAP sehingga sebagai terminal tipe A. Terminal Delanggu tidak berfungsi ini disebabkan lokasi CBD yang saat ini terlalu jauh dari
Leave a comment